.
.
Yunho terduduk lemas di lantai ketika akhirnya Jaejoong menutup telepon mereka, sekaligus menutup kisah mereka berdua.
“Bagaimana mungkin kau berkata seperti itu Jae? Mungkin ucapanmu memang benar, tapi apa kau tahu Jae, kalau Changmin menyukaimu? Dan aku tetap mempertahankan hubungan kita meskipun aku sadar kalau aku tak sepenuhnya mencintaimu hanya agar Changmin tak bisa bersama denganmu. Dan sekarang kau mengakhiri hubungan kita dan membuat Changmin bisa mengejarmu dengan bebas?” Yunho mencengkeram erat handphonenya. “Tak akan kubiarkan. Kali ini tak akan kubiarkan. Changmin akan menjadi milikku!”
.
.
.
.
Apakah kau tahu untuk siapa perasaan ini bersemi?
Apakah kau tahu demi siapa kulakukan ini semua?
Andaikan kau tahu…
would you Show Me Your Love?
.
Show Me Your Love Ch. 2
Proudly Present by : Ela-Kyuhyunnie
Pairing : HoMin / Jung U-know YunHo X Shim Max ChangMin
crack! YunJae , slight YooSu
Genre : Romance and Drama
Rated : M for this chapter
Length : TWOSHOOT
Warn : SMUT! LEMON nggak asem! YAOI! BoyXboy! Crack pair! cerita abal membosankan! TYPOs!
.
.
.
.
“Hyung, hari ini jadwalmu sampai malam?” tanya Changmin pada Yunho yang baru saja keluar dari kamar mandi. Bagaimanapun seringnya melihat tubuh bagian atas Yunho, tetap saja tak membuat Changmin terbiasa, yang berakhir dengan wajahnya yang sedikit memerah.
“Ne. Jadwalku sampai malam. Ada syuting juga soalnya. Wae, Minnie?”
“Mmm.” Changmin menggelengkan kepalanya dengan imut. “Kalau begitu, aku akan di dorm sendirian ya, seharian ini?”
“Ne. Mianhae Minnie, bagaimana lagi, ini tuntutan pekerjaan kan?”
“Ne, ne. Arrasseo hyung. Sudah, sana hyung siap-siap dulu, aku mau kembali tidur saja kalau begitu.” . Changmin berjalan dengan malas kembali ke kamarnya. Jujur saja, dia memang hari ini free, jadi sebenarnya tak ada alasan baginya untuk bangun sepagi ini. Tapi mau bagaimana lagi, Changmin tahu kalau hyung tercintanya itu sudah ada jadwal sejak pagi-pagi, dan ia –minimal- ingin menemui hyungnya dulu sebelum hyungnya itu berangkat. Memastikan kalau hyungnya itu dalam keadaan sehat untuk bekerja, dan juga selain itu, ia tak mau melewatkan kesempatan memandang wajah Yunho-hyung pagi ini, karena ia baru akan bertemu hyungnya itu lagi nanti malam.
.
.
~HoMin~
.
.
TOK! TOK! TOK!
“Minnie-ah, kau tak mau sarapan dulu?” panggil Yunho pada Changmin yang tadi –katanya- akan melanjutkan tidurnya.
“Ne, Hyung!” sahut Changmin dengan semangat. Yaah, seperti yang sudah di duga Yunho, food monster itu pasti akan langsung bangun kalau mendengar kta-kata yang berhubungan dengan makanan.
“Ya Tuhan, Minnie-ah, kenapa kamarmu begitu berantakan?” seru Yunho yang shock melihat isi kamar maknaenya itu. Bagaimana Yunho tidak shock, kalau keadaan kamar maknaenya itu sekarang bagaikan… uh, kata apa yang tepat untuk menggambarkannya ya? Ah! Bagaikan kapal pecah! Amat sangat berantakan! Kaset-kaset PS yang biasanya tertata rapi sekarang berserakan di mana-mana. Seprai dan selimut yang sudah kusut masai dan tergolek manis di lantai, sampah camilan kering yang berserakan di sekeliling tempat sampah, bukti kalau maknaenya itu asal-asalan saja melemparkan bungkus makanannya ke keranjang sampah yang tersedia.
“Ehehehehehe. Mian hyung, hari ini kan aku mau bersenang-dengan main game dengan Kyu. Jadi semua koleksi kaset PSku, kukeluarkan semua.” Kilah sang maknae yang tak ingin ini berakhir dengan tak didapatkannya jatah sarapan untuknya hari ini.
“Kuterima alasanmu kali ini. Sana cepat cuci dulu mukamu yang kusut itu sebelum sarapan. Akan kurapikan kamarmu sebentar.” Ucap Yunho yang langsung mendorong Changmin ke wastafel, dan ia sendiri kembali ke kamar Changmin, dan mulai merapikan kamar Changmin tepat seperti yang ia katakan.
Changmin yang terheran-heran melihat sikap Hyungnya yang mendadak baik itu hanya diam dan menuruti saja apa kata Hyungnya. Yah, hitung-hitung ia menghemat tenaganya sendiri untuk membereskan kamarnya kan?
.
~HoMin~
.
Yunho tersenyum samar ketika ia melirik Changmin –dengan ekor matanya- dan ia melihat pemuda itu menuruti kata-katanya tanpa protes ataupun curiga. Dengan segera Yunho membereskan kaset-kaset PS milik Changmin yang berserakan, mengambil selimut dan seprai Changmin, dan melemparnya begitu saja ke keranjang baju kotor, dan seterusnya.
Tak perlu waktu lama bagi Yunho untuk membereskan kamar Changmin, dan memang, seharusnya Changmin curiga dengan sikap baik Yunho yang tiba-tiba bilang akan membereskan kamar milik maknae itu, karena memang, Yunho telah merencanakan sesuatu di otak pandainya itu.
Terlihat seorang Jung Yunho merogoh kantong celananya, dan terlihatlah sebuah microphone kecil berwarna hitam di tangan kanannya itu
“Hmm, enaknya kuletakkan dimana ya, penyadap ini?” gumam Yunho lirih, dan akhirnya kedua iris kelamnya menemukan spot yang tepat untuk meletakkan penyadap kecil miliknya itu.
“Nah. Selesai.” . Senyum puas terpampang jelas di wajah tampan Yunho ketika ia sudah dengan pandainya meletakkan penyadap di tempat yang tak akan mudah terlihat oleh orang lain yang berada di kamar ini, dan Yunho pun beranjak keluar dan ikut sarapan bersama Changmin, sebelum akhirnya berangkat untuk memenuhi semua job-nya hari ini.
.
.
~HoMin~
.
.
“Lalu, apa yang mau kau bicarakan, Changmin?” tanya Kyu di sela-sela pertarungan game mereka, tanpa mengalihkan pandangan dari TV plasma besar yang terhubung dengan PS 3 milik Changmin.
“Aniyo. Aku tak ingin membicarakan apa-apa kok.” Sahut Changmin yang juga tak mengalihkan pandangan seperti Kyuhyun.
“Kau pembohong yang baik, Min. Tapi kau tahu itu kebohonganmu tak berlaku kalau berhadapan denganku kan?” tanya Kyu dengan nada serius, tapi dengan pandangan yang tetap saja tak berpindah dari TV plasma itu.
“Ahahahahaha. Aku lupa Kyu. Kau sendiri? Bagaimana dengan Siwon hyung dan juga Sungmin hyung?” tanya Changmin mencoba mengalihkan perhatian.
“Aku tak peduli lagi dengan mereka. Mau mereka pacaran setiap waktu di dorm pun aku tak lagi peduli. Dan jangan mengalihkan pembicaraan, Shim Changmin.”
“Aku tak mengalihkan pembicaraan, Cho Kyuhyun. Aku hanya bertanya-tanya kemana perginya semua wajah kusutmu beberapa minggu lalu.” Sahut Changmin santai. “Ah! Jangan bilang kalau akhirnya Han-gege…” Changmin tak melanjutkan ucapannya karena Kyuhyun sudah tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya.
“Whoaaa! Chukkae Kyu! Tak kusangka akhirnya Han-gege menghubungimu juga.”
“Bukan menghubungi, tapi menemuiku.” Sahut Kyu sok cuek, padahal wajahnya sudah bersemu merah mengingat pertemuannya dengan pemilik hatinya yang sebenarnya, yang sudah pergi meninggalkan mereka hampr 3 tahun lamanya.
“Dan sekarang, bagaimana hubunganmu dengan Jae hyung dan juga Yunho hyung, Min?” tanya Kyu yang kembali memasang wajah datarnya, yang juga membuat Changmin menekuk wajahnya.
“Haaaah. Masih terasa berat Kyu, padahal mereka sudah terpisah begitu.”
“Berat? Bagaimana bisa? Bukankah Yunho hyung tak boleh melakukan kontak apapun dengan JYJ hyung? Itu menguntungkanmu kan?”
“Tidak juga. Karena Yunho hyung dan Jae hyung masih saja terus berhubungan via telepon begitu malam tiba. Dan kalau sudah begitu, bagaimana bisa aku mengganggu mereka berdua?”
“Oooh, begitu yah. Tapi kan setidaknya mereka tak bisa lagi bertemu kan?”
“Aku tak yakin. Karena aku kan tak bisa memantau gerakan Yunho hyung tiap waktu. Bisa saja diam-diam ia bertemu dengan Jae hyung. Aaargh! Lama-lama aku bisa jadi gila gara-gara memikirkan mereka berdua!” Changmin mengerang frustasi dan melampiaskannya dengan menyerang karakter yang dimainkan Kyu dengan membabi buta.
“Y-YA! Seranganmu brutal sekali Min!” Kyuhyun berseru keras melihat karakternya di serang secara gila-gilaan oleh Changmin. “Lagipula, sudah hampir 2 tahun kalian tinggal bersama hanya berdua, dan bagaimana mungkin kau masih saja tak bisa menjeratnya?” sinis Kyuhyun.
“Aish! Dasar sialan kau! Yunho hyung itu cintanya pada Jae hyung! Mau aku bertingkah seperti apapun, dia hanya akan melihatku sebagai dongsaeng saja! Tidak lebih.” Changmin yang sedikit terpancing emosinya, makin bersemangat dalam mengalahkan Kyu di game mereka itu.
“Haha. Dan kau maknae yang paling menyedihkan, jatuh cinta pada leadermu sendiri.”
Changmin menonjok bahu Kyuhyun pelan mendengar ucapan dari Kyuhyun.
“Sialan kau. Memang apa salahnya aku mencintai Yunho hyung?”
“Tidak salah, hanya menyedihkan. Lihat saja, sudah berapa tahun? Tiga? Lima?”
“Enam tahun.” Sahut Changmin singkat
“Ya, sudah 6 tahun berlalu kau masih saja tak mau menghapuskan perasaan cintamu pada Yunho hyung. Merasakan sakit sendiri. Apa kau massochist, Min?”
Kembali Changmin menonjok bahu Kyu, kali ini lebih keras, sampai mengakibatkan maknae SuJu itu mengaduh.
“YA! Aku bukan massochist seperti katamu! Lagipula, aku bukannya tak mau, tapi aku tak bisa Kyu. Bayangkan saja kalau orang yang kau cintai selalu ada di sekelilingmu selama 6 tahun, dan lagi, bukannya semakin jelek, orang itu malah bertambah tampan saja! Dasar Yunho hyung pabbo!”
“Ah, aku setuju Min. Yunho hyung memang pabbo. Masa dia sama sekali tak sadar kalau kau mencintainya selama 6 tahun ini?”
“Hhh… begitulah.”
Dan begitulah hari yang dijalani Changmin bersama Kyuhyun di dalam kamarnya. Bermain game sambil mengobrolkan banyak hal, terutama hubungan Changmin dengan Yunho, juga antara Kyuhyun dan Hangeng. Sungguh duo evil yang sangat kompak dalam berbagai hal.
.
.
~HoMin~
.
.
Yunho hanya bisa membelalakkan matanya mendengarkan percakapan antara Changmin dan Kyuhyun. Sebenarnya maksud Yunho memasang penyadap di kamar Changmin adalah untuk mengetahui seberapa besar perasaan cinta maknaenya itu pada Jaejoong, dan apa saja yang sudah dilakukan Changmin untuk bisa bersama dengan Jaejoong.
Tapi sungguh, Yunho, dalam mimpi pun tak pernah terpikirkan kalau ternyata Changmin mencintai dirinya! Yang Ia ketahui selama ini adalah Changmin menyukai Jaejoong, makanya maknae itu selalu berada di tengah-tengahnya dan Jaejoong.
Namun, benarkah itu semua? Bukankah bisa saja duo evil itu hanya sedang saling melontarkan lelucon konyol untuk mengejek satu sama lain? Ah, tapi tadi suara Changmin begitu terdengar putus asa. Apa iya, seorang Shim Changmin bisa berucap dengan begitu putus asanya kalau memang itu tidak benar?
.
Kalau begitu, jalan satu-satunya hanya dengan mencari tahu apakah benar Changmin mencintai dirinya atau tidak.
.
.
~HoMin~
.
.
“Aigooo…lelah sekali hyung.” Keluh Changmin yang baru saja memasuki mobil Yunho. Ya, ini sudah malam dan akhirnya mereka berdua telah selesai memenuhi jadwal yang diberikan manager hyung mereka untuk hari ini.
Yunho tak menyahut, dan mendekatkan tubuhnya ke arah Changmin. Ia pasangkan seatbelt untuk Changmin. Masih sambil wajahnya ia dekatkan di leher Changmin, Yunho berucap lembut. “Arrasseo. Tapi jangan sampai lupa memasang seatbelt, Minnie-ah.”
Yunho menjauhkan wajahnya setelah mengucapkan itu, dan mengamati wajah Changmin. Dan benar saja, Yunho merasa bahwa kata-kata Changmin dan Kyuhyun mengenai ke-pabbo-annya itu terbukti. Bagaimana ia bisa tak menyadari kalau Changmin menyukainya, padahal tiap kali mereka berdekatan seperti ini, bisa ia lihat semburat merah menyebar di wajah manis Changmin?
Aish! Pabboya Jung Yunho!
“W-wae,hyung? K-kenapa kau menatapku seperti itu?” gagap Changmin yang ditatap lama oleh pujaan hatinya itu.
Yunho tersenyum melihat Changmin yang gugup dengan muka memerah itu. Aih, rasanya timbul hasrat untuk menggoda maknaenya itu deh!
“Aniyo. Aku hanya ingin memandang wajah manismu, Minnie-ah. Apa tak boleh?” jawab Yunho dengan senyuman menggodanya, yang malah membuat wajah Changmin memerah lebih parah.
Yunho makin berteriak girang dalam hati mendapati reaksi manis dari maknaenya itu. Apalagi sekarang ini, Changmin yang biasanya jahil itu bertingkah malu-malu dengan wajah yang memerah karenanya, terlihat sangat menggiurkan di sepasang mata musang milik Yunho. Ingin rasanya saat itu juga Yunho ‘memakan’ Changmin yang terlihat sangat ‘nikmat’ itu.
“H-hyung..” panggil Changmin yang makin lama makin merasa tak sanggup di tatap begitu lama oleh Yunho.
“Wae, Minnie-ah.” Bisik Yunho yang menyerupai bisikan dan membuat jantung maknae paling tinggi itu berdebar tak karuan.
“Le-lebih baik kita p-pulang hyung. I-ini sudah m-malam.” Sahut Changmin gagap karena Yunho terus saja menatapnya dengan intens.
Yunho hanya diam menatap Changmin, dan tak lama kemudian, sebuah senyum –yang-entah-apa-maksudnya- itu tersungging di wajah tampan Yunho, dan akhirnya ia menjauhkan wajahnya dari Changmin, dan kembali ke posisi awalnya yang bersiap di depan kemudi mobilnya.
Changmin terlihat menghembuskan nafas lega. Sungguh, ia sangat tak kuat dengan kejadian tadi. Melihat Yunho yang menatapnya dengan intens dalam jarak yang sangat dekat, membuat kerja jantungnya jadi berlebihan, dan ia sangat tak ingin Yunho tahu kalau karena pria tampan itulah Changmin jadi bereaksi seperti tadi.
“Minnie-ah.”
“Wae, hyung?” tanya Changmin sambil kembali menoleh ke arah Yunho yang masih belum juga menghidupkan mobilnya.
“Kau tahu…” Yunho tak melanjutkan kalimatnya, dan malah kembali mendekati Changmin, dengan tangan terulur ke wajah namja tinggi itu.
“H-hyung?”
“Apa kau tahu, Minnie-ah…” Yunho makin mendekatkan wajahnya ke arah Changmin yang sekarang berwajah sangat menggemaskan baginya. Wajah yang memerah dengan raut yang menunjukkan kebingungan.
“H-h-hyu-hyung..” panggil Changmin dengan tergagap karena sekarang wajah Yunho berada tepat di depannya, dengan jemari yang sekarang mengelus lembut pipi kenyal Changmin.
“Apa kau tahu, Minnie-ah…” Yunho terus mengeluskan jemarinya di pipi Changmin, merasakan tekstur lembut dan kenyal dari pipi maknaenya. Changmin yang di perlakukan seperti itu hanya bisa diam sambil menatap tak percaya pada Hyung-nya itu. Jantungnya sudah seperti ingin meledak saking cepatnya pusat kehidupannya itu berdetak.
“Apa kau tahu, Minnie-ah… noda di pipimu itu kenapa susah hilangnya?” tanya Yunho sambil terus mengusap-usap pipi Changmin.
Changmin membelalak tak percaya mendengar ucapan Yunho. ‘Apa benar ucapan Yunho hyung? Aiish!Seingatnya tadi, tak ada noda sedikitpun di pipinya kok! Ish! Lagipula, kalau ada noda, kenapa Yunho hyung yang harus melihatnya!’
“Be-benarkan Hyung?” tanya Changmin sambil dengan cepat tangannya menyambar tissue yang memang tersedia di dashboard, dan menepis tangan Yunho seraya mengusap-usapkan tissue itu ke pipinya yang tadi disentuh Yunho.
Yunho tak menjawab, dan malah mulai menghidupkan mobilnya, dan menjalankannya, menembus hingar bingar kota Seoul yang gemerlapan.
Changmin menatap tissue yang terlihat putih bersih itu dengan tatapan penuh tanya. Sudah lima menit penuh Changmin menggosokkan tissue itu pada pipinya yang –katanya Yunho hyung- bernoda, tapi hasilnya nihil. Tak ada bekas kotoran apapun yang menempel di pipi Changmin melekat di tissuenya.
“Hyung?” Changmin menunjukkan tissue yang masih terlihat putih bersih itu pada Yunho setelah mereka sampai di basement dorm mereka.
“Wae? Tentu saja masih bersih, karena memang tak ada kotoran apapun di pipimu.” Sahut Yunho cuek sambil melangkah keluar dari mobilnya, meninggalkan Changmin yang menatap tak percaya pada Hyungnya itu.
.
.
~HoMin~
.
.
“Aku sudah putus dengan Jaejoong.”
“H-hyung?” tanya Changmin kaget. Pasalnya saat ini Changmin tengah berbincang dengan Kyu via telepon, dan tiba-tiba saja Yunho membuka pintu kamarnya, dan mengucapkan kata-kata yang bahkan tak berani Changmin bayangkan dalam mimpinya sekalipun.
“Ne, Aku sudah putus dengan Ummamu, Min.” Ulang Yunho saat melihat Changmin yang menatapnya tak percaya. “”..Jaejoong. Arra?”
Changmin mengangguk mengiyakan perkataan Yunho yang terdengar sangat menuntut itu. Yunho tersenyum puas dan pergi dari depan kamar Changmin, kembali masuk ke kamarnya sendiri, meninggalkan Changmin yang mematung, dengan setetes air mata mengalir menghiasi mata indahnya.
“Kau dengar itu, Kyu?”
.
~HoMin~
.
“Minnie-ah! Irreona!” seru Yunho pada maknaenya yang masih saja tidur, padahal satu jam lag mereka sudah harus siap di salah satu studio untuk mengisi jadwal mereka.
“Aniya hyung. Aku masih ngantuk.” sahut Changmin sambil kembali bergelung dalam selimutnya.
Yunho yang tak kehabisan akal mulai naik ke ranjang Changmin dan menempatan tubuhnya di atas tubuh Changmin. Perlahan ia menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh maknaenya itu.
“Baiklah. Kalau kau tak mau bangun, hyung bisa mengcancel semua jadwal kita hari ini. Tapi jangan salahkan aku kalau nantinya kau berakhir dengan tak bisa beranjak sedikitpun dari tempat tidur.” Bisik Yunho dengan nada seseduktive mungkin.
Changmin yang mendengar ucapan Yunho angsung membuka lebar kedua matanya, dan iris matanya makin membulat tatkala menyadari posisi Yunho saat ini.
“H-hyung.. apa yang kau lakukan?” jerit Changmin dengan wajah memerah. Pemandangan indah bagi Yunho untuk mengawali harinya, tentu.
“Aku hanya ingin membangunkanmu. Kalau kau mau bangun, cepatlah, karena jadwal kita akan di mulai satu jam lagi. Tapi kalau kau tak mau bangun, aku akan mengcancel semua jadwal, dan jangan harap kau bisa turun dari tempat tidur.” Yunho mulai mendekatkan wajahya pada Changmin yang makin gelagapan dengan muka memerah hebat.
“Y-Yah! Oke, oke! Aku bangun!” ronta Changmin sambil menahan tubuh Yunho yang makin mendekat. Memang benar Changmin sangat menyuka-ah, bukan, tepatnya, ia mencintai leadernya itu. Tapi bukan berarti ia mau saja di ‘apa-apakan’ oleh Hyungnya itu tanpa ada hubungan jelas di antara mereka!
.
Cup!
.
Changmin berhenti meronta dan memandang hyungnya itu dengan kaget.
“Nah, selamat pagi, Changminnie. Ayo segera mandi. Kutunggu kau di dapur.” Yunho segera turun dari tubuh Changmin, dan melenggang pergi. Meninggalkan Changmin yang menyentuh kening –yang tadi kecup oleh Yunho- dengan tatapan tak percaya.
“Yunho hyung…”
.
~HoMin~
.
“Ne, ne. Sekarang saatnya kita berbincang dengan King of Hallyu Korean Wave, Dong Bang~ Shin Ki~!” seru seorang MC dalam acara talk show yang memang harus mereka hadiri saat ini.
“Annyeong, Dong Bang Shin Ki imnida.” Ucap Yunho dan Changmin sambil tak lupa menundukkan badannya sebagai perkenalan kepada seluruh Cassiopeia di studio.
“Aigoo~ kalian berdua terlihat semakin tampan saja sekarang ini. Pasti cassie semakin tergila-gila pada kalian berdua.” Cerocos MC itu di sertai seruan dari para Cassie yang berada di sana.
“Terima kasih, MC ssi. Bagaimanapun juga, memang aku harus terus berusaha terlihat tampan, karena sekarang hanya tinggal aku dan maknae ini. Dan sudah jelas aku tak mau kalah pamor dengan maknae kita yang tampan ini kan?” sahut Yunho penuh canda.
“Aigoo, memang Changmin dari dulu terkenal sebagai member yang ppaling tampan dan paling tinggi. Apa karena itu kau menganggapnya sebagai saingan, Yunho ssi?” tanya sag MC lagi.
“Aniya. Tentu saja tidak. Changmin lebih dari sekadar seorang saingan bagiku.” Yunho meraih tangan Changmin dan menggenggamnya erat. “Saat ini, Shim Changmin adalah segalanya bagi Jung Yunho.” Lanjut Yunho dengan senyum indah menghiasi wajahnya, di susul dengan teriakan heboh dari para cassie dan para fujoshi disana.
“Yunho ssi, apakah ini pernyataan cinta, atau bagaimana?” tanya sang MC dengan wajah memerah.
“Terserah kalian semua mau menganggapnya seperti apa. Hanya saja, kalian tahu sendiri kalau kami sudah bersama sejak awal DBSK dulu. Dan sekarang hanya tinggal kami berdua, jadi otomatis hanya tinggal Changmin yang mengisi hariku.” Yunho tak melepaskan genggamannya dari tangan Changmin yang sudah berkeringat dingin. “He is my member. He is my partner. He is my roommate. He is my family. He is my little brother. And you know, after all, he is my man.” Lanjut Yunho sambil tertawa.
.
~HoMin~
.
“…Kyu, apa yang harus kulakukan kalau begini terus?”
“Nikmati saja.”
“Kyu! Apa kau gila! Meskipun kau menyuruhku untuk menikmati, tapi ini menyakitkan!”
“Bagaimana mungkin sikap Yunho hyung malah menyakitkan buatmu?”
“Apa kau tak mengerti Kyu, sikap baik Yunho hyung malah menyakitiku dari dalam.”
“Aku tak mengerti, Shim Changmin. Jelaskan padaku.”
“Sikap Yunho hyung membuatku berdebar tak karuan. Kau tahu, aku sedikit senang melihat sikap Yunho hyung seperti itu.”
“Sedikit?”
“Ya, karena rasa sakit yang kurasakan terasa lebih banyak, Kyu. Kau tahu kan kalau Yunho hyung sudah putus dengan Jae hyung. Tapi tak sedikitpun kulihat rasa sedih pada Yunho hyung. Apa kau tahu artinya, Kyu?”
“Aniyo. Apa yang kau maksudkan Min?”
“Kupikir, Yunho hyung pasti sedang jatuh cinta dengan orang lain lagi. Karena itulah Yunho hyung tak terlihat sedih sedikitpun setelah putus dengan Jae hyung.”
“Min..”
“K-kau tahu betapa sakitnya aku saat Yunho hyung jadian dengan Jae hyung kan Kyu?”
Kyuhyun mengangguk dalam diam.
“Kau tahu apa yang membuatku bertahan saat itu?”
“Mereka keluargamu, Min. Mereka berdua orang yang kau sayangi.”
“Ne. Karena Yunho hyung bersama dengan Jae hyung—yang kutahu dengan jelas kalau ia adalah orang baik, dan maka aku bisa merelakan yunho hyung bersama Jae hyung. Aku bisa menahan sakit yang kurasakan ketika melihat kebersamaan mereka.”
“Min—”
“Hentikan Kyu. Aku tahu apa yang akan kau katakan. Aku akan menyerah, Kyu. Kalau sampai benar bahwa Yunho hyung mencintai orang lain lagi, dan tak pernah melihatku barang sedikipun… aku menyerah.”
“Kau bodoh Min.”
“Ya. Aku sudah memutuskannya Kyu. Kalau Yunho hyung bersama orang lain lagi, aku akan berusaha menghapuskan perasaanku pada Yunho hyung.”
“Min..”
“Biarpun menghapuskan rasa cintaku pada Yunho hyung berarti aku mematikan hatiku, aku tak peduli. Aku tak sanggup lagi Kyu. Aku menyerah.” Setetes air mata kembali hadir membasahi pipi seorang Shim Changmin.
.
BRAKK!
.
Pintu kamar Changmin terbuka –lebih tepatnya di buka paksa oleh Yunho, dan dengan segera, namja tampan berbibir hati itu segera meraih Changmin ke dalam pelukannya.
“Lep-lepaskan aku, hyung!” ronta Changmin dalam pelukan Yunho.
“Ani. Aku tak akan melepasmu, Min. Tak akan pernah.” Ucap Yunho sembari mengeratkan pelukannya.
“Dengarkan aku, Shim Changmin.” Kyuhyun yang ternyata masih berada di tempat itu mulai berdiri. “Seperti yang kubilang tadi, kau bodoh kalau akan melupakan Yunho hyung padahal cintamu tak lagi bertepuk sebelah tangan.” . Kyuhyun mengantongi PSPnya dan beranjak keluar kamar. “Cukup sudah bantuanku untukmu, Yunho hyung. Sudah saatnya kau sendiri yang menyelesaikan urusanmu dengan Changmin.” . Kyuhyun berjalan keluar dari kamar Changmin –tempat dimana ia dan Changmin tadi bercakap-cakap- , dan tepat sebelum ia menutup pintu kamar, Kyuhyun menyembulkan kepalanya lagi. “Semoga kalian berbahagia. Dan bersiap menghadapiku kalau kau menyakiti Changmin lagi, Yunho hyung.”
.
~HoMin~
.
“H-hyung?”
“Ne, Minnie?”
“A-apa maksud ucapan Kyu tadi?” tanya Changmin yang masih belum bisa menangkap maksud semua kejadian tadi. Ternyata benar kalau cinta itu membuat orang jadi bodoh. Buktinya, namja yang kejeniusannya tak kalah dibandingkan Kyuhyun dan Kibum saja tak bisa menangkap maksud kejadian tadi.
“Kau tak mengerti?” tanya Yunho tak percaya. Ia tersenyum manis begitu melihat Changmin menggelengkan kepalanya.
“Kurasa ini saat yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Tapi yang pertama..” Yunho menangkup kedua pipi Changmin dengan tangannya. Menatap intens wajah manis yang masih dilanda kebingungan itu. “Saranghae, Minnie-ah. Sarangahae, Shim Changmin.”
Yunho dapat merasakan tubuh yang masih ada dalam dekapannya itu menegang. Dan ekspresi maknaenya itu seakan berucap kalau Changmin tak percaya dengan ucapannya.
“Bo-bohong..” ucap Changmin dengan suara bergetar. Kembali selapis air mata menggenangi mata Changmin.
“Aku tak berbohong, Minnie-ah. Tatap kedua mataku, dan kau akan menemukan bahwa benar kalau seorang Jung Yunho, mencintai Shim Changmin.”
Changmin menuruti perintah Yunho. Ia menatap dalam-dalam sepasang iris gelap Yunho yang seakan menyeretnya ke dalamnya. Benar kata pepatah kalau lidah bisa berbohong, tapi tatapan mata seseorang akan selalu mengungkapkan kebenaran.
Dan yang bisa Changmin lihat dalam tatapan Yunho adalah kebenaran. Sepasang mata itu dengan jelas merefleksikan Shim Changmin dalam tatapannya. Dan saat ini, Yunho tengah menatap Changmin dengan seluruh perasaan cinta yang begitu memenuhi dirinya.
“H-hyung…” Changmin melingkarkan tangannya dengan erat ke leher namja tampan yang akhirnya membalas cintanya itu.
“Ssshhh… Uljima Minnie-ah.” Yunho mengusap-usap punggung maknaenya itu saat ia merasakan bahunya basah karena air mata yang dikeluarkan oleh Changmin.
“Uljima, Minnie-ah..” Yunho mengecup lembut puncak kepala maknaenya itu. Perlahan ia memberi jarak pada dirinya dan Changmin. Dengan lembut Yunho menyusurkan bibirnya ke pipi Changmin, dan menghapus air mata yang masih setia mengalir.
“Uljima, Minnie-ah… Saranghae..” Melihat Changmin yang masih saja tak berhenti menangis, Yunho akhirnya meraup lembut bibir tebal Changmin.
Changmin terdiam karena shock dengan tindakan Yunho yang tiba-tiba itu. Air mata yang sedari tadi mengalir, mulai berhenti karena sekarang ini Changmin terlena dengan Yunho yang mulai memagut lembut bibirnya.
“Mmmh… h-hyu-mmph..” Changmin mendesah lembut di antara ciuman mereka. Tangannya semakin erat memeluk leher Yunho. Sedangkan tangan Yunho sendiri berada di belakang kepala Changmin. Menekannya lembut agar ciuman mereka berdua semakin dalam.
Changmin hampir saja meneteskan air mata karena sungguh, ia merasa semua ini hampir seperti mimpi. Bahkan ia tak pernah membayangkan bahwa Yunho akan menciumnya dengan seganas ini. Bibir Yunho melumat bibirnya dengan begitu bernafsu. Dan saat Changmin merasakan ketukan lembut lidah Yunho pada bibirnya, Changmin langsung membuka bibirnya, yang mengakibatkan lidah Yunho menerobos masuk, dan ciuman mereka berdua semakin menggila.
“A-akh~! H-Hyung… ” Changmin menjerit pelan saat ia merasakan remasan lembut pada kedua pantatnya. Sungguh Changmin tak menyadari perpindahan tangan Yunho dari belakang kepalanya menuju pantatnya.
“Mmh~ Y-yunho..hyung…akh..mmhhhh..” Changmin terus mendesah dan mendesah ketika kenikmatan yang melandanya bertambah seiring dengan pergerakan jemari Yunho yang meremas-remas pantatnya dengan gerakan yang sangat sensual.
“A-angh~ H-hyungh… aaaahh…” Changmin mendesah makin keras dan makin bebas ketika Yunho melepaskan pagutan bibirnya dan beralih menikmati lehernya.
“A-akh! Yun-yunho..hyungh..aaahhhh…” Changmin tak bisa mengehntikan erangan nikmatnya saat Yunho mulai menggigiti lehernya, menjilat dan menghisap titik-titik sensitif di lehernya. Saat ini tubuhnya terasa lemas, dan bisa dipastikan kalau bukan karena Yunho yang menahan tubuhnya, Changmin pasti akan langsung terjatuh di lantai.
Changmin merasakan punggungnya menyentuh sesuatu yang lembut, dan saat ia ingin melihat sekitar, Yunho kembali menciumnya dengan penuh nafsu, membuat Changmin tak lagi bisa berfikir selain betapa ia menginginkan ciuman ini tak pernah berhenti.
Yunho yang melihat Changmin mulai kehabisan nafas, melepaskan pagutan mereka. Ia menatap Changmin yang telah ia tindih di atas ranjang milik maknaenya itu, dan bertanya dengan lembut.
“Aku mencintaimu, Minnie-ah.. Jeongmal Sarangheyo… Bolehkah aku—”
Yunho tak lagi sempat melanjutkan ucapannya, karena Changmin yang sudah terlanjur kehilangan akal sehatnya menyambar bibir berbentuk hati milik Yunho dan melumatnya dengan penuh nafsu.
Yunho yang tak kuasa menahan diri menghadapi ciuman memabukkan dari Changmin ikut membalas ciuman itu dengan tak kalah bernafsu. Membuat kamar maknae itu dipenuhi dengan kecapan dan erangan nikmat dari keduanya.
Merasa tak nyaman dengan posisi Changmin yang berada di bawahnya karena ia tak bisa meremas-remas pantat Changmin dengan sesuka hati, Yunho menggulingkan tubuh mereka hingga kini posisi Changmin berada di atasnya.
“Sangga tubuhmu dengan lutut dan lenganmu, Min.” Perintah Yunho tepat di telinga Changmin, dengan suara yang sudah berlumurkan nafsu. Changmin yang mendengar suara sexy Yunho sedikit gemetar, namun ia dengan patuh menuruti Yunho untuk menyangga tubuhnya. Jadilah kini Changmin sedang menungging, dengan Yunho yang berada di bawahnya.
“Aahhhh… Hy-hyuuungh… oohh..mmhhh…” Changmin kembali di buat mendesah sedemikian rupa ketika tangan besar Yunho kembali meraup pantatnya dan meremas-remasnya dengan penuh nafsu, dan bibir Yunho kembali menghisap dan menikmati leher Changmin.
Ciuman Yunho kini bergerak semakin turun menuju dada Changmin. Ia mengerut kesal melihat tubuh Changmin yang masih berbalut pakaian lengkap. Memang, seorang Shim Changmin paling pantas jika mengenakan baju yang tertutup, karena itu akan memberikan kesan cool, tampan dan berkelas. Dan Yunho pun menyukai penampilan Changmin yang seperti itu. Akan tetapi, untuk kasus sekarang, Yunho akan lebih senang kalau Changmin tak mengenakan sehelai kain pun di tubuhnya.
Memikirkan hal itu membuat tangan Yunho yang semula berada di pantat Changmin kini beralih melepaskan kaus lengan panjang yang dikenakan oleh maknae tercintanya itu. Dan karena seorang Jung Yunho tak suka melakukan pekerjaan yang setengah-setengah, maka Yunhopun juga melepaskan celana sekaligus dalaman yang dikenakan oleh Changmin.
Changmin yang wajahnya kini memerah sempurna karena sudah tak mengenakan sehelai bajupun, mengerucutkan bibirnya menatap Yunho.
“Wae?”
“Lepaskan juga bajumu, hyung.”
Yunho terkekeh pela mendengar ucapan Changmin. “Shirreo. Aku yang melepaskan bajumu, jadi giliranmu untuk melepaskan bajuku.” Sahut Yunho santai.
Changmin yang mendapat jawaban seperti itu hanya bisa diam dengan wajah merah. Jujur saja, ia sering melihat tubuh Yunho yang terekspos dengan jelas. Namun untuk menyentuhnya… ia tak pernah berani berkhayal demikian. Dan saat ini, Yunho dengan santainya mempersilahkan Changmin untuk melepas dan menyentuh tubuh Yunho yang begitu menggodanya. Mana mungkin kan, ia lewatkan kesempatan itu?
Changmin menegakkan dirinya, dan menduduki perut Yunho. Dengan jemari yang sedikit bergetar, Changmin mulai membuka kancing kemja Yunho satu-persatu. Beriringan dengan terbukanya kancing kemeja Yunho, semakin terlihat pula tubuh kecoklatan milik pria maskulin itu.
Changmin terdiam memandangi tubuh six pack Yunho yang kini terpampang dengan jelas tepat di depan matanya.
“Suka dengan apa yang kau lihat, Minnie-ah?” tanya Yunho dengan sedikit mendesah, membuat Changmin yang mendengarnya mulai merasakan gairahnya timbul. Dengan perlahan Changmin menelusuri tubuh Yunho dengan jarinya. Merasakan tekstur keras dan liat dari tubuh Yunho yang memang sangat berbentuk akibat latihan dancenya yang terus menerus.
“Nghhh..” Yunho mendesah pelan ketika tubuhnya yang sudah panas disentuh oleh Changmin. Memang itu sentuhan yang lembut dan ringan, namun kalau sentuhan itu berasal dari seorang Shim Changmin, maka sentuhan itu mampu membuat libido Yunho semakin naik.
Yunho yang sudah tak tahan, menarik tubuh Changmin hingga menindihnya kembali, dan tampa menunggu lagi, Yunho segera melumat nipple pink Changmin yang terlihat begitu menantangnya sedari tadi.
“Aaahhh… hyungh… mmhhh… a-aahhnnn..” Changmin menggigit bibirnya berusaha menahan erangan yang semakin tak tertahankan ketika Yunho mulai menggigit dan mengisap kedua nipplenya bergantian.
“A-aahhh! Hyung—aah! Apa yang—emmhhh… kau..lakukan..oohhh… yess..aaahhh…” Changmin mendesah dengan begitu menggila ketika tangan Yunho bergerak turun ke bawah, dan mulai meremas-remas kejantanannya dengan intens, tak lupa denga bibir Yunho yang masih setia mengerjai nipple Changmin. Kenikmatan yang Changmin rasakan membuat tubuhnya melemas, dan kini tubuhnya membungkuk karena tangannya tak sanggup menahan nikmat yang diberikan oleh Yunho.
“Minnie-ah… tubuhmu membuatku gila…” Yunho terus menyesap nipple Changmin dengan rakus dan kini ciumannya mulai turun kebawah saat merasakan kejantanan Changmin yang berada dalam genggamannya mulai basah karena cairan precum.
“AAHHHH~ hyung—aahhhh… oohh…yess… hyungh… aaahhhh…” Changmin mendesah keras merasakan kehangatan yang tiba-tiba saja melingkupi kejantannnya. Dan lidah serta gigi Yunho yang ikut berpartisipasi membuat desahan Changmin makin menggila, dan kini tangan maknae itu meremas-remas seprai dengan kuat, sedangkan kepalanya melesak ke tempat tidur mereka.
“Mmh… milikmu begitu menggoda..mmh..Minnie…” Yunho terus menghisap kejantanan Changmin, dan suara desahan Changmin yang begitu menggoda, membuat Yunho mulai menggerakkan kepalanya maju mundur memanja kejantanan Changmin. Membuat sang empunya tubuh mendesah makin keras.
“HYUUUUUUNGGGG~!” Changmin mengerang keras saat akhirnya Changmin tak sanggup lagi menahan kenikmatan yang menderanya, dan memuntahkan spermanya ketika kejantanannya masih di oral oleh Yunho.
Yunho tanpa ragu menelan cairan milik Changmin. Namun ia menyisakannya sedikit di mulutnya, sebagai hadian untuk Changmin tentunya.
Yunho membalikkan tubuh Changmin hingga sekaarang maknae itu terlentang dengan kaki terbuka lebar. Membuat Yunho harus menahan nafsunya sekuat mungkin untuk tak langsung melesakkan kejantannnya yang sudah menegang langsung ke dalam diri Changmin dan menggenjotnya untuk pemuasan dirinya semata.
Yunho membuka kedua kaki Changmin lebih lebar, hingga pintu anal milik Changmin yang berwarna merah muda itu terekspos jelas. Sedetik kemudia, Yunho menyurukkan wajahnya disana, menciumi dan menjilat, serta membiarkan sisa cairan Changmin membasahinya.
“Aaahhh~! Yun..ahh.. berhenti… aahhhh..,. hentikan..hyung…” Changmin berusaha berbicara di tengah desah kenikmatan yang menyerang daerah privatnya itu.
“Mmhh.. slurrp..shirreo…” Jawab Yunho sambil mulai memasukkan lidahnya ke dalam lubang anal Changmin.
“Aaahhh… hyunghhh… aaahhhhhh…” Changmin tak bisa menahan desahannya. Tubuhnya di buat menggila dengan semua aksi Yunho yang begitu nikmat dan tak tertahankan.
“AAKHH!” Changmin berseru keras saat lidah lembut Yunho digantikan dengan tiga buah jari yang langsung melesak masuk dengan paksa ke dalam lubangnya. Tubuhnya menegang dan dinding lubangnya menekan ketiga jari Yunho dengan kuat, seakan tak mengijinkannya masuk.
“Ummh.. Minnie… rileks…” ucap Yunho dengan suara tercekat karena membayangkan bagaimana jadinya nanti kalau kejantanannyalah yang diremas dengan nikmat seperti ini. Yunho sebenarnya ingin langsung memasukkan kejantanannya begitu merasakan remasan nikmat pada jarinya. Namun melihat Changmin yang masih meringis kesakitan seeprti itu, Yunho mengurungkan niatnya, dan kini mulutnya kembali memanja kejantanan Changmin yang terlupakan.
“Aahh..mmhhh…” Changmin mendesah lembut di antara rasa sakitnya saat merasakan kejantanannya kembali di servis oleh Yunho. Perlahan namun pasti, tubuh Changmin yang semula menegang, kembali merileks berkat Yunho yang mengalihkan perhatiannya.
Merasakan lubang Changmin yang mulai merileks, Yunho dengan cepat mulai menggerakkan jarinya di dalam sana.
“Aaahhh.. hyungh…ummmhhhh…” Changmin mulai mendesah menikmati sensasi saat ketiga jari Yunho menggesek lubangnya yang sensitif itu. Dan desahan Changmin makin menjadi ketika Yunho menggerakkan jarinya makin cepat dan dalam.
“AAAAHHHH~ ” Changmin mendesah keras ketika jemari Yunho menyentuh sesuatu di dalam sana, yang membuatnya menggelinjang penuh nikmat.
Yunho yang menyadari kalau ia telah berhasil menemukan titik sensitif Changmin langsung menarik keluar ketiga jemarinya, dan tanpa aba-aba, Yunho langsung melesakkan kejantanannya yang besar dan panjang itu ke dalam lubang Changmin dalam sekali hentakan.
“AAAARGHHHHHH!” Changmin menjerit keras ketika merasakan lubangnya kembali di masuki dengan sesuatu yang besar, keras dan panjang. Membuat lubangnya serasa di robek paksa untuk menerima benda tumpul tadi. Rasa perih dan panas yang membakar bagian bawah tubuhnya tak ayal membuat makane itu meneteskan air mata kesakitan.
Yunho yang melihat Changmin menangis seperti itu, segera mengucap maaf dan langsung memagut lembut bibir Changmin dengan penuh kasih.
Tak lama kemudian, Yunho merasakan kalau otot yang menekan kejantanannya dengan keras itu mulai mengendur. Menandakan bahwa tubuh Changmin sedikit merileks.
“Min… bolehkah aku bergerak?” tanya Yunho meminta persetujuan.
“Tapi pelan hyung… appo..” sahut Changmin lirih sambil menganggukkan kepalanya. Memberikan Yunho ijin untuk melajutkan kegiatan mereka.
Yunho yang telah di beri lampu hijau oleh Changmin, mulai menggerakkan kejantanannya dengan perlahan. Selain karena ia tak ingin menyakiti Changmin, namun lubang ketat Changmin tak membiarkan kejantanannya bergerak bebas di dalam diri Changmin.
“Aah…nikmat sekali Min..” desah Yunho ketika merasakan otot lubang Changmin meremas-remas kejantanannya begitu ia melesakkan kembali kejantanannya ke dalam lubang Changmin.
“Aaahhh…hyung…” Changmin sendiri tak kalah mendesah karena sensasi pergerakan kejantanan Yunho yang menggesek lembut dinding lubangnya kembali membuat Changmin melayang.
“Aahhhhhh..fast..aah…terr..hyunghhh…aaahhhhh…” . Yunho yang mendengar ucapan Changmin, langsung saja mulai menaikkan tempo genjotannya pada tubuh Changmin, membuat keduanya kini mendesah penuh nikmat.
“AAAAHHHHH~ hyuuuunghhh… aaahhh… Ah~! Ahn! Ah~!” Changmin mendesah keras ketika merasakan kejantanan Yunho menumbuk titik sensitifnya, lagi dan lagi. Dan Yunho sendiri, mendengar desahan Changmin yang mengobarkan libidonya, menggenjot Changmin dengan lebih dan lebih cepat, hngga tubuh Changmin tersentak-sentak menerima penetrasi Yunho.
“Aahhh… ak-aku…mauh…aahn~! kelu…luarhh… ah~! Aaahnn…aaahhhh…” Changmin meracau di tengah kenikmatannya ketika ia merasakan kejantanannya makin menegang dan bersiap untuk meyemburkan isinya sekali lagi.
“Bersama Minh..” geram Yunho yang juga sudah mulai mendekati puncak kenikmatannya. Yunho terus menggenjot Changmin dengan cepat untuk mengejar puncaknya, sedangkan tangannya merah kejantanan Changmin, membantunya agar bisa mencapai puncak bersama.
.
“HYYUUUUUUNGGG~!”
“MINNIIEEEEE~!”
Keduanya menjerit bersamaan ketika orgasme melanda keduanya di saat yang hanya berselang sepersekian detik. Changmin menyemburkan spermanya ke tubuhnya dan tubuh Yunho, sedangkan Yunho mengeluarkan benihnya di dalam diri Changmin.
Yunho ambruk menimpa Changmin dengan nafas yang terengah-engah. Sedangkan Changmin sendiri tak bisa berkata apa-apa karena nafasnya sendiri tak mengijinkanya untuk mengeluarkan suara.
“Gomawo Minnie. Saranghae~” ucap Yunho setelah bisa mengendalikan dirinya, dan ia kembali memagut bibir Changmin dalam kecupan hangat penuh cinta.
“Nado Saranghae, hyung.” Sahut Changmin setelah keduanya melepaskan ciumannya.
“Aku mencintaimu sejak tiga tahun yang lalu, Min.” Ucap Yunho yang membuat Changmin menatapnya tak percaya. “Ne, aku mulai sadar kalau aku mencintaimu, saat aku merasa sangat cemburu karena kau selalu berdiri di antara aku dan Jaejoong, membuatku berpikir kalau kau menyukai Jaejoong. Aku marah dan cemburu kala memikirkan kemungkinan kalau kau mencintai Jaejoong, dan sejak saat itu aku sadar kalau aku sebenarnya mencintaimu Min.” Terang Yunho dengan senyum lembut terulas di wajah tampannya.
“Kau bodoh Hyung.” Sahut Changmin dengan cueknya. “Tapi biarpun begitu, aku mencintaimu Hyung. Mencintaimu sejak 6 tahun lalu, bahkan sebelum kau bersama dengan Jae hyung.”
“Gomawo sudah mau mencintaiku dan mempertahankan cintamu padaku selama itu Min. Mulai sekarang, aku yang akan membalas cintamu, untuk sekarang dan selamanya.”
.
.
.
.
~FIN~
Astaga ya ampun.. Aq ga bs napas bacanya!! Jd ikutan gerahh nii.. Wkwk
tarik nafas… lepaskan…
ulangi dulu beberapa kali, Ok?
jangan sampai pingsan gegar baca ini!
Soalnya ini aja baru ceritanya, gimana kalo ntar aku kasih video yadongannya mereka?
Waaaahh.. daebakk thhoor ♥
feelingnya dapet 🙂
NCnya juga HOT !
daebak daebak daebak daebak :):)