.
.
Kau tertarik padaku?
Kau mencintaiku?
I’m not that easy, boy…
Catch Me if you wanna~
.
.
.
.
Ela-ShimSparCloud presents
An Alternate Universe fanfiction
“Catch Me” ch. 2
Pairing : HoMin (Jung Yunho X Shim Changmin)
Rate : sepertinya T cz nggak ada adegan macem2nya kan?
Length : 2 of ?
Desclaimer : They’re belongs to GOD, themselves and DBSK
Warn : TYPO’s, FirstSeme!Min, NextUke!Min, Playboy!Min, Cold!Yun
.
.
.oOHoMinOo.
.
.
.
“Annyeong.” ucap seorang namja tampan saat memasuki sebuah restaurant yang tak terlalu besar. Bangku dan meja tertata dengan rapi, dan ruangan dalam restaurant ini di tata dengan begitu apik hingga terlihat cozy. Jendela-jendela besar yang membuat kesan luas tercipta, sekaligus tempat ventilasi dan tempat masuknya bias-bias cahaya matahari pagi ini. Dan meskipun masih pagi, meja-meja itu sudah terisi oleh beberapa orang yang tengah menikmati sarapan pagi yang terlalu awal.
“Ah, annyeong bos!” seru waiter yang memiliki name tag Hyukjae itu dengan gummy smilenya.
“Aish, jangan panggil aku bos begitu Hyuk. Sudah kubilang, cukup panggil aku Yunho.” balas namja tampan itu sambil berjalan masuk ke dalam ruangan khusus karyawan.
Sapaan-sapaan riang yang ditujukan untuk sang pemilik restaurant itu kembali terdengar dari balik pintu.
.
.
“Ish. Semua karyawanku memang menjengkelkan semua.” rutuknya dengan wajah yang dilipat karena sedari tadi semua karyawannya itu terus-menerus memanggilnya bos.
“Yah, kau tahu mereka semua kan usil semua Yun. Lagipula, memang benar kan kalau kau itu bos kami? Sudah tentu kami harus memanggil bos kami dengan sebutan bos. Iya kan, bos?”
Yunho mengerang kesal.
“Kau jangan ikut-ikutan begitu Jae.”
Namja berparas cantik yang merupakan koki utama di restaurant miliknya itu tertawa saja mendengar keluhan bos sekaligus teman karibnya itu. “Bercanda Yun. Kau sensitif sekali sih pagi ini? Sedang PMS?—aww! Aku kan bercanda Yun, kenapa kau memukulku begitu sih?” sungut Jaejoong yang kini mengelus kepalanya yang terkena jitakan kuat dari bosnya itu.
“Salah siapa bicaramu makin ngelantur begitu. Dimana Ryeowookie dan Kibummie? Kok tak kelihatan? Dan untuk pengiriman bahan makanan hari ini, sudah kau periksa semuanya? Ada barang yang kurang bagus?”
Jaejoong menghilangkan senyum main-mainnya dan memasang wajah seriusnya. “Sekarang ini sedang datang pengiriman barang dari toko Jang Im di belakang resto. Dan Ryeowookie dan Kibummie sedang kusuruh untuk memeriksa semua bahan dengan teliti karena mereka adalah toko bahan yang menggantikan toko Simin yang dulu kan?”
Yunho mengangguk. “Aku sudah mengganti toko Sim In itu. Aku tak suka dengan orang yang tak bisa dipercaya. Selama ini kita memakainya karena mereka selalu memberikan kita bahan yang baru dan segar. Tapi cukup dua kali saja mereka berani memberikan bahan yang sudah layu seperti lima hari lalu!” geram Yunho mengingat kejadian lima hari lalu itu.
“Aku mengerti Yun. Untung saja kita masih punya satu pemasok lain dari toko yang sudah bekerja sama dengan kita sejak lama. Mereka selalu memberikan bahan yang bagus dan segar semua.”
Yunho tersenyum. “Tentu saja. Toko Lee itu kan toko besar milik appa Donghae. Mereka pemasok utama kita dan aku percaya dengan keprofesionalan appa Donghae.”
“Jae hyung, barang yang datang bagus semua, aku dan Kibummie sudah mengecek semuanya.”
Kedua namja tadi menoleh saat melihat kedatangan dua namja lain yang memakai baju koki yang identik.
“Ah, annyeong Yunho ssi.” ucap keduanya serempak sambil menundukkan badan sedikit.
“Tak usah sekaku itu Wookie, Bummie.” balas Yunho sambil mengibaskan tangannya. “Jadi, dari laporan kalian barusan, bahan yang datang kualitasnya bagus semua?”
Kedua koki muda itu mengangguk.
“Ne. Kami berdua sudah memeriksa semua bahan yang dikirim, dan dari kemarin-kemarin, kami tak menemukan barang yang jelek. Semuanya bagus dan segar.”
“Oke. Baguslah kalau begitu. Kurasa pemilik toko Jang Im bisa dipercaya. Tapi kuminta kalian harus terus mengecek semua bahan makanannya, Ok? Aku tak mau menurunkan kualitas restaurant ini dengan menyajikan makanan dengan bahan yang layu.” ucap Yunho puas. “Oh, dan selain kasus bahan makanan dari toko Sim In, ada hal lain yang mengganggu kalian? Atau apakah ada hal yang membuat kalian tak senang?”
Ketiga koki restaurant itu saling berpandangan, sebelum ketiganya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
“Baguslah kalau begitu. Kalau nanti ada hal yang kurang berkenan untuk kalian, jangan ragu untuk menghubungiku, Ok?” Yunho tersenyum saat melihat ketiga kokinya itu mengangguk. “Nah, sekarang aku mau mengecek para ladies dulu.” pamitnya sambil berjalan keluar.
“Ah, Yun, sebentar.” panggil Yunho saat namja itu sudah akan menutup pintu dari luar.
“Waeyo Jae?” tanyanya
“Ingin menu apa untuk sarapan pagi ini?” tanya namja cantik itu sambil menaikkan satu alisnya.
Yunho tertawa melihat ekspresi Jaejoong saat ini. Namja itu benar-benar sudah mengenalnya. Tahu saja dia kalau memang Yunho belum sarapan. “Seperti biasanya saja Jae.” ucapnya sambil menutup pintu dapur itu dengan rapat.
.
.
Setelah itu, Yunho datang ke ruangan para waiter. Seperti biasanya, namja itu pasti akan bercanda dulu dengan para pekerjanya itu sebelum menanyakan hal-hal yang mengganggu mereka. Sebuah kebiasaan yang memang ditumbuhkan oleh Yunho, karena memang sebagai bos, ia harus memberikan perhatian kepada semua karyawannya agar mereka semua bisa bekerja dengan maksimal, tanpa ada masalah yang menaungi.
“Ah, bos, aku lupa. Kemarin ada seorang namja sexy yang mencarimu!” seru yeoja yang bernama Taeyeon itu dengan semangat.
“Eh? Siapa?” tanya Yunho bingung.
“Dia tak mnyebutkan namanya, tapi namja itu benar-benar memiliki kaki yang saaaangat panjang dan menggoda. Wajahnya tampan dan kurasa ia pasti akan bisa menjadi model terkenal dengan asetnya itu. Aigoooo, kalau saja aku doyan dengan daun muda, namja itu pasti sudah aku sambar. Hihihi..”
Yunho terdiam sebentar sebelum ia bisa memvisualisasikan sosok yang ia kenal yang memiliki kaki yang begitu panjang menggoda. Seringai serigala langsung merekah di wajah Yunho saat ia mengingat wajah tampan yang baginya terlihat sangat manis itu.
Kau sudah datang, eh?
Catch me if you wanna~
.
.
.oOHoMinOo.
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Restaurant masih terlihat penuh dengan para konsumen yang masih menikmati makanan, atau hanya menikmati minuman dan camilan. Dan seharian itu, Yunho menghabiskan waktunya dengan memonitoring situasi rumah makan miliknya itu—meskipun jujur saja, ia bukan orang yang memaksa karyawannya untuk bekerja dengan sempurna, hey, manusia tak ada yang sempurna, right?—, sambil terkadang menghilang di tempat kerjanya untuk mengecek laporan keuangan dari bagian kasir—seperti yang tengah dilakukannya sekarang ini.
“Yah! Yunho-yah, ada yang mencarimu.” ucap seorang namja yang juga memiliki wajah cantik seperti yeoja, namun dengan tambahan mulut yang pedas.
“Siapa yang mencariku, Chullie?” tanya Yunho yang mengangkat pandangannya dari laporan keuangan yang tengah ia pegang itu.
“Dunno. Namja, tubuhnya tinggi dan badannya cukup kurus. Wajahnya tampan sih, namun ada sedikit esan feminin yang membuatnya jadi terlihat cukup manis dimataku. Sayangnya aku tak tertarik dengan yang manis-manis begitu, jadi cepat kau keluar dan temui dia, karena aku masih harus kembali menjaga kasir sebelum ada pelanggan yang kabur tanpa membayar.”
Dan dengan itu, namja berparas mirip yeoja itupun keluar dari tempat kerja Yunho untuk kembali—seperti yang dikatakannya—menjaga kasir.
Yunho kembali menyunggingkan seringaian maut di wajah tampannya itu, dan pikirannya terpusat pada namja yang beberapa waktu lalu ia temui itu.
Sudah dimulaikah?
Let’s see~
.
.
.oOHoMinOo.
.
.
Yunho berjalan dengan penuh ketenangan menuju ke arah luar dimana namja itu menunggunya. Dan langkahnya langsung terhenti saat ia melihat namja itu..
Oh…
…God…
Darah Yunho langsung berdesir saat melihat penampilan namja itu. Ya Tuhan…
Namja berusia dua puluh lima tahun itu menahan nafasnya kala melihat penampilan namja yang kini bersandar di samping counter kasir. Tubuh namja itu langsing, dan tinggi. Sama seperti terakhir kali Yunho melihatnya, wajah namja itu terlihat tampan—namun dimatanya, ada sisi feminin yang menguar dari ekspresi yang terbentuk di wajah itu, dan membuat wajah namja itu terlihat lebih lembut, dan sangat manis.
Hanya dengan wajahnya saja, Yunho merasa nafasnya tercekat dan hatinya berdebar kencang.
Namun saat ia memperhatikan penampilan namja itu, kali ini bukan hanya tercekat, namun nafasnya seolah tertarik dari paru-parunya, dan pompaan jantungnya jadi meningkat berkali-kali lipat lebih cepat. Demi Tuhan, siapa yang tidak akan merasa seperti itu jika kini ia disuguhi pemandangan berupa sepasang kaki panjang yang hanya mengenakan shortpants—atau hotpants bagi Yunho—oh, atau itu bisa disebut juga boxer, karena ukurannya yang begitu pendek dan ketat menyelubungi sepasang paha yang terlihat halus, mulus dan sangat putih nan menggoda iman itu.
Ia mengira-ngira… jika itu boxer, lalu… bukankah harusnya namja itu tak memakai apapun lagi di baliknya?
Dengusan keras keluar dari hidungnya saat Yunho membayangkan apa yang ada di balik celana super pendek itu. Namja tampan yang memiliki tubuh kekar itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat untuk mengusir pemikiran aneh-aneh yang hinggap di dalam benaknya itu. Ini masih sore, dan pikirannya kini melantur pada hal-haal yaang biasanya hanya ia pikirkan ketika malam sudah merayap.
Tak ingin meneruskan pemikirannya yang aneh-aneh, Yunho akhirnya menurunkan pandangannya dari paha putih yang terlihat sangat halus dan mulus yang menggoda untuk di sentuh itu, untuk turun pada lutut dan sepasang betis yang terlihat begitu sexy.
Putih dan bersih, serta cukup hairless, dan juga terlihat lembut dan memiliki bentuk yang sangat pas. Menonjol di bagian otot betis, dan meliuk ramping hingga ke bawah—dan membuat Yunho langsung membayangakn seperti apa rasanya melarikan jemarinya di lekukan menggoda itu, da akan seperti apa rasanya jika ia meraih kaki itu, mengulurkan lidahnya dan menjilati setiap inchi kulit itu dengan jilatan-jilatan basah. Berawal dari mata kaki,terus berjalan hingga betis dan lutut. Berhenti sejenak di sana untuk menghisap bagian belakang lutut itu, dan memberika tanda di tempat sensitif itu. Sebelum akhirnya tangannya mulai menggerayangi paha mulus itu, dan juga menjilat, menghisap dan menggigit pelan untuk merasakan tekstur halus dan lembut dari sepasang paha yang terlihat begitu mengundang itu.
Oh, ia benar-benar sudah tak sabar lagi untuk melakukannya..
Tapi tidak. Tidak semudah itu ia akan menyerah pada gairah dan godaan akan tubuh namja itu. Ia bukan tipe yang gampang luluh dan langsung menyantap hidangan di depan mata tanpa mengetesnya terlebih dahulu.
Karena itulah Yunho kemudia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri, dan akhirnya berjalan lagi ke arah counter kasir tempat Heechul dan namja itu berada.
“Heechulie, siapa yang mencariku?” tanyanya dengan suara yang ia buat setenang mungkin. Ia tak menghiraukan keberadaan namja muda itu dan hanya menatap ke arah Heechul yang memberinya tatapan yang cukup aneh.
“Namja itu mencari Jung Yunho, pemilik restaurant ini. Apakah kau mengenalnya, Yun?” ucap Heechul pada akhirnya sambil menggerakkan dagunya menunjuk pada pemuda yang bersandar di samping meja kasir itu.
Dengan isyarat itu akhirnya Yunho memutar badannya kesamping, dan ia kembali menatap sepasang doe eyes yang terlihat begitu mirip dengan sepasang mata boneka bambinya itu.
Yunho mengeluarkan ekspres berpikir keras sebelum ia menggelengkan kepala. “Tidak, aku tak mengenalnya Heechulie. Dan kau nak, apa urusanmu mencariku?” tanya Yunho dengan menekankan pada kata ‘nak’, untuk melihat reaksi yang di keluarkan namja manis itu.
Seperti yang sudah ia duga, luapan emosi kekesalan memenuhi wajah manis itu, sebelum kemudia ekspresi kesal itu hilang dan di gantikan dengan senyuman palsu yang kin terpampang di wajah manis itu.
“Ah, maaf saya lancang. Tapi saat ini saya sedang membutuhkan pekerjaan, dan saya ingin melamar pekerjaan disini. Dan untuk melamar pekerjaan disini, bukankah saya harus menemui pemiliknya secara langsung?” ucap namja manis itu dengan nada yang terdengar begitu innocent—meski tatapan dan senyuman yang ditujukan pada Yunho itu begitu penuh maksud.
“Itu benar sekali. Kurasa kau sudah cukup pintar untuk bisa berpikir seperti itu nak.” ucap Yunho yang kembali merasa senang melihat kilatan tak suka saat Yunho memanggilnya dengan sebutan ‘nak’. “Lalu, siapa kau? Dan apa perlunya aku mempekerjakanmu disini?”
Yunho ingin tertawa saat melihat namja itu merubah ekspresinya untuk terlihat lebih tenang sebelum menjawabnya. “Nama saya Shim Changmin, dan saat ini saya berusia dua puluh tahun—dimana seharusnya usia itu tak layak lagi dipanggil sebagai ‘nak’, kecuali oleh ahjussi-ahjussi yang seusia dengan Appa saya. Pertanyaannya, apakah anda memang se-tu-a itu?” tanya namja muda itu dengan nada sarkas yang begitu kentara, disertai dengan senyum mengejek yang entah bagaimana caranya, masih saja membuat wajah namja itu tetap terlihat manis.
“Kurasa aku tak harus menyebutan usiaku hanya untuk menyenangkan hatimu saja.” tukasnya dengan cepat, meskipun ia tersenyum puas dalam hati saat melihat sebersit rasa kesal di sepasang doe eyes yang menggoda itu. “Dan sebutkan apa keahlianmu yang bisa berguna bagi restaurantku ini, karena aku tak butuh pekerja yang tak berguna.”
“Keahlianku?” ucap namja itu dengan nadanya yang menggoda. “Aku memiliki banyak keahlian.” Dan Yunho tak bisa untuk tak mengikuti pergerakan tangan Changmin yang kini mengelus-elus paha mulusnya sendiri dengan tatapan yang seduktif. “Kurasa aku cukup bisa memasak dan menjadi koki, meski keahlian utamaku adalah makan. Selain itu aku cukup pintar dalam hitungan dan kurasa aku bisa menjadi kasir. Ah, dan juga aku cukup cekatan, jadi aku bisa menjadi waiter disini. Aku bisa ditempatkan dimana saja, dan aku akan menurutimu saja boss~” ucap namja itu dengan nada yang benar-benar menggoda dan diakhiri dengan suara yang agak mendesah—dan mungkin ini hanya pikiran Yunho, namun dari ucapan dan tatapannya, Yunho seolah bisa mendengar bahwa namja itu sebenarnya mengatakan ‘Aku bisa memberikan handjob, meskipun keahlianku adalah memberikan blowjob. Aku cukup pintar untuk tahu cara membuatmu begitu tegang dan terangsang. Dan aku cukup cekatan untuk bisa memuaskanmu di atas ranjang. Aku bisa ditempatkan di mana saja, baik posisi di atas maupun dibawah, dan aku akan menuruti semua perintahmu~’
Namja berusia dua puluh lima tahun itu hanya tertawa kering dalam hati sambil berusaha menenangkan libidonya yang mulai naik.
“Hmm, kurasa kau cukup berguna juga. Tapi sebenarnya saat ini aku sedang tak butuh karyawan baru. Jadi, berikan satu point lagi agar aku mau memberikanmu pekerjaan disini.”
Namja muda itu terdiam sejenak, sebelum ia berjalan maju dan mendekatkan kepalanya ke arah Yunho. “Karena beberapa waktu lalu aku melihat namja yang begitu hot dan sexy dengan seluruh tubuhnya yang basah, dan semenjak itu aku jatuh cinta pada seorang owner restaurant yang sangat hot dan tampan. Jadi aku ingin bekerja padanya agar aku bisa merayunya, menggodanya dan membuatnya juga membalas perasaanku. Apakah itu cukup, hmm, Jung Yunho~” bisik Changmin dengan suara yang ia buat agak mendesah seperti tadi.
“Kurasa—”
.
.
.
.
.
~TBC~
Annyeeong~!
Author kembali bawa chappie dua nih~
Oh, dan author kaget banget yang reviw chap 1 ampe 43 orang. Dan kalo memang yang suka sebanyak itu, mungkin ini bakal jadi multichap nih..
Truz, pertama, jangan cekik author cz nempatin TBC di tempat yang begitu pas banget, ok?
Aigoo, author bikin ini sambil bayangin waktu Min di bandara dan pake celana item pendek, yang bikin author ngiler ngeliat paha putih dan mulus milik Min. Dan juga sambil ngeliat interview Missha Urbansoul Essence yang mereka duduk berdua, dan ternyata oh ternyata Min cuma pake hotpants! dan memamerkan paha dan kakinya yang putih muluuus~ #pingsan + mimisan
Nah, cukup bagian cuap-cuap fujo akut nya, dan buat next chap…hmm…enaknya changmin kerja disana, ato jadi customer harian aja? Author pikirin dulu deh..
Dan terakhir, seperti biasanya, berilah gaji buat author yang sudah memeras keringat untuk bikin ff ini #lebay
Isi kotak reviewnya yaaa~